ia menjadi alarm ku untuk shalat
begitu juga subuh
shalat
shalat
shalat
ia menyebutkanya setiap lima
aku tak menggubrisnya
hanya diam melanjutkan pekerjaan
entah kenapa tergugahlah hati ini
dengan damainya ia tetap setia mengalarm setiap lima
aku tak bukan bocah lagi mama
senyumnya cukup damai
menempatkan ku dalam doanya
aku tak mau begini terus
dengan kedamainya
kuterus menggubrishnya
mama
tak perlu mama
kini kutahu
ku tlah dewasa
dan kini kusadar
sakit ini membuatku kembali dengan mengingatmu mama
sabar engkau selalu mengingatkan setiap lima
ku kini ikhlas menjalankanya
tanpa perlu dirimu mengalarmku mama
cukup tak perlu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar